Bali (19/12/11) – PT Intiwhiz International (Intiwhiz) secara resmi mulai mengoperasikan hotel Grand Whiz Kuta, Bali, Senin, 19 Desember 2011. Pembukaan hotel ini dilakukan oleh Cosmas Batubara, presiden komisaris Intiland dan didampingi oleh Moedjianto Soesilo Tjahjono presiden direktur & chief executive officer Intiwhiz serta Sutrisno Winata direktur PT Wira Intiland Nusantara, selaku mitra strategis yang membangun hotel Grand Whiz Kuta. Intiwhiz merupakan anak usaha PT Intiland Development Tbk yang bergerak di bidang hospitality management yang mengelola jaringan Whiz Hotel. Intiwhiz merupakan operator hotel yang akan mengoperasikan hotel Grand Whiz Kuta Bali.
Pembukaan hotel ini menambah daftar jumlah hotel dari jaringan Whiz Hotel yang sudah beroperasi hingga saat ini. Intiwhiz sebelumnya mengoperasikan dua hotel yakni Whiz Hotel Semarang pada November 2011 dan Whiz Hotel Yogyakarta di bulan Oktober 2010. Moedjianto menjelaskan pembukaan Hotel Grand Whiz Kuta menjadi tahapan penting bagi Intiwhiz untuk hadir di pulau Bali. Selain di kawasan Kuta, jaringan Whiz Hotel akan hadir pula di dua kawasan wisata terkemuka lainnya di pulau Bali, yakni di Legian dan Nusa Dua.
“Sebagai salah satu magnet pariwisata dunia, wajar kalau ceruk pasar perhotelan di Bali sangat besar, baik dari domestik maupun internasional. Kami paham kompetisi hotel-hotel di Bali sangat ketat, tapi tingkat kebutuhannya juga terus meningkat,” tutur Moedjianto.
Grand Whiz Kuta merupakan hotel bintang tiga yang berada di lokasi strategis yakni di jalan Kartika Plaza, Kuta, sebuah kawasan wisata utama di pulau Bali. Dibutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk mencapai hotel ini dari bandara internasional Ngurah Rai, Denpasar. Pemilihan lokasi pembangunan hotel di kawasan Kuta,mempertimbangkan kawasan ini merupakan tujuan wisata utama dan salah satu pusat perkembangan pariwisata di pulau Bali. Kuta berkembang menjadi kawasan wisata favorit yang menyediakan berbagai fasilitas seperti hotel, restoran, spa, dan berbagai penyelenggaraan kegiatan hiburan.

Sutrisno Winata Ia menjelaskan hotel ini menempati lahan seluas 2.000 meter persegi dan terdiri dari dua bangunan setinggi empat dan lima lantai, serta satu lantai basement untuk fasilitas parkir. Hotel ini menyediakan 135 kamar yang terbagi menjadi tiga tipe yakni standard, deluxe, dan junior suite. Setiap tipe kamarnya memiliki ukuran cukup luas dandilengkapi beragam fasilitas yang memadai serta jaringan internet nirkabel. Hotel ini dilengkapi pula fasilitas kolam renang, restoran, meeting room, lobby bar, dan spa.
“Kami menyediakan banyak fasilitas tambahan karena menyesuaikan target pasar yang lebih mengarah untuk wisata ketimbang bisnis. Kami yakin Grand Whiz Kuta bisa menjadi salah satu hotel favorit bagi masyarakat yang ingin menginap di kawasan Kuta,” ujarnya lebih lanjut. Sutrino mengaku senang bisa menjadi bagian dari jaringan Whiz Hotel. Ia yakin di bawah pengelolaan Intiwhiz, Grand Whiz Kuta akan berkembang pesat dan menjadi rujukan bagi para wisatawan yang ingin menginap di kawasan Kuta. Apalagi, selain di Kuta, Intiwhiz juga menghadirkan jaringan Whiz Hotel di kawasan wisata lainnya di pulau Bali.

Potensi Pasar Meningkat
Besarnya ceruk pasar perhotelan di pulau Bali, turut Moedjianto, terlihat dari pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan maupun dari jumlah penumpang pesawat terbang. Pemerintah provinsi Bali tahun ini menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 2,7 juta orang dan wisatawan nusantara diperkirakan jumlahnya melebihi 10 juta orang. Potensi tersebut bisa pula disimak dari tren peningkatan jumlah penumpang pesawat terbang di bandara Ngurah Rai, Denpasar. Badan Pusat StatistikProvinsi Bali mencatat dalam 6 bulan pertama 2011 jumlah penumpang pesawat yang lewat bandara Ngurah Rai mencapai lebih dari 3,54 juta orang. Jumlah ini meningkat 15% dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 3,08 juta penumpang. Mempertimbangkan fakta inilah, menurut Moedjianto, pihaknya optimistik prospek bisnis perhotelan di Bali akan sangat menjanjikan. Kendatipun tingkat kompetisinya cukup ketat, namun potensi pasarnya mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.
“Potensi tersebut bukan hanya dari pasar sektor pariwisata tetapi juga dari kegiatan bisnis. Itu bisa dilihat dari semakin maraknya penyelenggaraan kegiatan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) baik tingkat regional maupun internasional,” ujarnya.
“Grand Whiz Kuta adalah salah satu hotel di jaringan Whiz Hotel yang dikembangkan dengan skema kerjasama dengan mitra strategis. Kami ingin mengembangkan jaringan Whiz Hotel bersama-sama investor untuk mencapai sukses bersama-sama,” ungkap Moedjianto.

Seiring strategi pengembangan lini bisnis perhotelan, Intiland terus memperluas jaringan Whiz Hotel di sejumlah kota di Indonesia. Strategi pengembangan tersebut ditempuh lewat berbagai skema, seperti kerjasama strategis dengan pemilik tanah, build-operate-transfer (BOT), maupun sebagai manajemen operator hotel. Perseroan berkomitmen untuk menghadirkan jaringan Whiz Hotel di berbagai kota di Indonesia. Whiz Hotel akan hadir antara lain di kota Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Palangkaraya, Balikpapan, Manado, dan Makasar.