Intiwhiz Gandeng Investor Bangun Whiz Hotel Sudirman-Makasar
Jakarta (07/06) – Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk melalui anak perusahaan PT Intiwhiz International terus memperluas jaringan Whiz Hotel ke sejumlah kota di
Indonesia. Setelah hadir di Yogyakarta, Semarang, Balikpapan, dan Kuta Bali, jaringan Whiz Hotel akan hadir di kota Makasar, salah satu kota bisnis yang berkembang pesat di kawasan Indonesia Timur. Pengembangan hotel yang bernama Grand Whiz Hotel Sudirman - Makasar ini dilakukan lewat skema kerjasama strategis dengan pihak investor. Penandatanganan kesepakatan kerjasama hotel ini dilakukan oleh Moedjianto Soesilo Tjahjono presidendirektur dan chief executive officer PT Intiwhiz International dengan Sumarto Gosal direktur utama PT Megah Jaya Prima Lestari, di Jakarta, 8 Juni 2012.
Moedjianto menjelaskan pihaknya banyak bekerjasama dengan investor untuk pengembangan jaringan Whiz Hotel. Cara ini merupakan salah satu bentuk strategi perseroan untuk mempercepat pengembangan jaringan Whiz Hotel ke kota-kota besardi Indonesia.
“Grand Whiz Hotel Sudirman di Makasar akan menjadi hotel ke-12 dari 26 jaringan Whiz Hotel yang sudah dan segera dibangun dalam waktu dekat. Kami percaya pasar perhotelan di Makasar akan tumbuh sangat pesat di masa mendatang, seiring pesatnya perkembangan bisnis dan pariwisata di kota tersebut. ,” kata Moedjianto.
Hotel ini berlokasi di jalan Sudirman yang merupakan jalan utama di kota Makasar. Menempati area seluas 1.600 meter persegi, akan dibangun hotel dengan ketinggian 8 lantai yang memiliki sekitar 150 kamar. Selain menyediakan fasilitas ruangan rapat yang luas, restoran, dan kolam renang, fitness, hotel ini nantinya juga menyediakan fasilitas parkir basement.
“Tahapan pembangunan hotel ini kami rencanakan mulai Oktober 2012. Kami berharap pada akhir 2013 sudah beroperasi,” ungkap Moedjianto. Ia mengakui bahwa Makasar memiliki potensi sangat besar bagi perkembangan industri perhotelan. Potensi tersebut bukan hanya karena kota Makasar merupakan ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, tetapi juga sekaligus pusat bisnis dan kota penghubung utama dari kota-kota yang ada di provinsi tersebut.
Merujuk data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Makasar kebutuhan kamar hotel terus meningkat di kota tersebut. Pada tahun 2011, jumlah wisatawan domestik meningkat 32 persen atau mencapai sekitar 3 juta orang dibandingkan 2010. Jumlah wisatawan mancanegara juga meningkat 15 persen menjadi 32.385 orang. Mengutip data PHRI, Moedjianto mengatakan bahwa di Makasar tercatat ada sebanyak 196 hotel dari berbagai kelas dengan jumlah kamar tersedia diperkirakan mencapai 6.500. Jumlah tersebut dinilai masih sangat kurang mempertimbangkan perkembangan jumlah wisatawan maupun untuk keperluan bisnis.
“Tingkat okupansi hotel di makasar cukup tinggi, dengan rata-rata 65-70 persen, pada saat tertentu akan terjadi kekurangan kamar hotel, terutama ketika ada penyelenggaraan kegiatan-kegiatan bisnis maupun parisiwata. Pasar untuk MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) di kota Makasar cukup besar, bisa memberikan kontribusi hingga 40 persen,” ujarnya lebih lanjut.
Potensi pasar perhotelan di Makasar juga bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah penumpang pesawat yang melewati bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Berdasarkan data PT Angkasa Pura I bandara ini melayani 30 tujuan penerbangan domestik di seluruh Indonesia dan dua tujuan penerbangan Internasional, yakni ke Malaysia dan Singapura.
Pada tahun 2011 jumlah penumpang pesawat yang melalui bandara ini sebanyak 7,5 juta dan tahun ini diperkirakan naik 15 persen menjadi 8,5 juta. Jumlah penumpang yang melewati bandara
Hasanuddin setiap harinya rata-rata mencapai 21.000 orang, baik yang berangkat, datang, maupun transit.
Hadir di Denpasar Bali Sebelumnya, Intiwhiz juga telah menjalin kerjasama strategis dengan investor untuk pembangunan dan pengelolaan Grand Whiz Hotel Gatot Subroto, Denpasar, Bali. Penandatanganan kesepakatan kerjasama ini dilakukan Rabu 6 Juni 2012 antara manajemen Intiwhiz dan PT Batu Sari Lestari selaku pihak investor. Sesuai namanya, hotel ini berlokasi di jalan Gatot Subroto Denpasar, yang merupakan jalan utama di Ibu Kota Provinsi Bali. Menempati lahan seluas 3.500 meter persegi, hotel ini merupakan bangunan setinggi empat lantai dan dua lantai basement untuk fasilitas parkir.
Membidik segmen pasar untuk wisata dan bisnis, Grand Whiz Hotel Gatot Subroto Denpasar serta memiliki sebanyak 123 kamar yang terbagi menjadi dua tipe yakni Standar dan Deluxe. Dilengkapi
fasilitas ruangan untuk rapat, restoran, dan kolam renang, hotel ini dibangun dengan konsep untuk menyasar pasar MICE yang berkembang sangat pesat dikawasan Denpasar.
“Pembangunan hotel ini akan dimulai bulan Juli 2012. Kami menargetkan mulai beroperasi pada Juli 2013,” ungkapnya lebih lanjut.
Pembangunan Grand Whiz Hotel Gatot Subroto Denpasar akan menambah banyak jumlah jaringan Whiz Hotel yang dikelola oleh Intiwhiz di pulau Bali. Selain Grand Whiz Kuta yang sudah beroperasi akhir 2011, jaringan Whiz Hotel akan hadir di kawasan Legian, Nusa Dua, dan Sanur.
Manajemen Intiwhiz saat ini juga tengah menfinalisasi kerjasama strategis dengan salah satu grup usaha ritel terbesar di Bali untuk pengembangan jaringan Whiz hotel. Melalui kerjasama ini, pengembangan jaringan Whiz Hotel akan dilakukan di sejumlah wilayah di pulau Bali dan beberapa kota di provinsi Jawa Timur.
Serap Tenaga Kerja
Seiring pembangunan jaringan Whiz Hotel, manajemen Intiwhiz terus mempersiapkan ketersediaan tenaga kerja yang handal untuk memenuhi kebutuhan operasional hotel. Perseroan memperkirakan dari sekitar 13 hotel yang sekarang sedang dibangun, membutuhkan karyawan sebanyak 850 orang. Jumlah tersebut 70 persen terserap untuk Whiz Hoteldan 30 persen untuk Grand Whiz Hotel.
Ndang Mulyadi, direktur operasional Intiwhiz menyadari bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk memenuhi pengembangan jaringan Whiz Hotel sangatlahbesar. Oleh sebab itu, perseroan menaruh
perhatian khusus pada faktor ini, dengan cara menciptakan metodologi pengembangan karyawan mulai tahapan perekrutan hingga ke pengembangan karir selanjutnya.
Pengembangan sumber daya manusia, menurutnya, menjadi faktor sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan di bisnis perhotelan. Intiwhiz menyiapkan program pelatihan dan standarisasi mutu pelayanan untuk menjamin kualitaslayanan yang diberikan sama di semua jaringan Whiz Hotel.
“Jadi ketika menginap di Whiz Hotel Yogyakarta atau di Grand Whiz Hotel Kuta, Bali, Anda akan mendapatkan keramahtamahan yang tulus pada setiap layanan. Untuk memberikan pelayanan pada tingkat ini sumber daya manusia yang dipilih sejak awal harus punya jiwa hospitality yang tinggi.
Filosofinya adalah “We treat guest as a ‘friend’ not as a ‘king’,” tegas Ndang.
Seiring rencana pengembangan lini bisnis perhotelan, perseroan terus memperluas jaringan Whiz Hotel di sejumlah kota di Indonesia. Strategi pengembangan tersebut ditempuh lewat berbagai skema, seperti kerjasama strategis dengan pemilik tanah, build-operate-transfer (BOT), maupun sebagai manajemen operator hotel.
Perseroan berkomitmen untuk menghadirkan jaringan Whiz Hotel di berbagai kota di Indonesia. Selain di Yogyakarta, Semarang, dan Bali, jaringan Whiz Hotel akan hadir antara lain di kota Medan, Pekanbaru, Bogor, Bandung, Surabaya, Malang, Palangkaraya, Balikpapan, Manado, dan Makasar.